nasional.kompas.com/ |
Rabu, 25 Januari 2012 |
JAKARTA, KOMPAS.com — Yulianis, salah satu saksi
kunci dalam kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games sempat keluar dari
Grup Permai, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, sekitar
November-Desember 2009. Menurut Yulianis, keputusan itu diambilnya
karena pekerjaannya sebagai anak buah Nazaruddin tidak sesuai dengan
hati nurani.
Selain itu, kata Yulianis, Nazaruddin selaku pemilik
perusahaan pernah berlaku kasar terhadap karyawan lain, rekan
sepekerjaan Yulianis. "Pas rapat koordinasi, Pak Nazaruddin memukul
salah satu teman saya, Minarsih yang dipukul," kata Yulianis saat
bersaksi untuk Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA
Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Meski
sempat keluar, Yulianis kembali menjadi Wakil Direktur Keuangan PT
Permai Grup pada Januari 2010. Dia mengaku terpaksa kembali ke Grup
Permai setelah beberapa kali diminta Nazaruddin. Melalui Direktur HRD
Permai Grup, Najib, Nazaruddin meminta Yulianis kembali ke perusahaan
itu.
"Saya sebenarnya kasihan dengan Pak Najib, kalau dia ke kantor nggak ada saya, akan dimarahin Pak Nazar," tutur Yulianis.
Setelah
beberapa kali didatangi Najib di rumahnya, Yulianis bersedia menemui
Nazaruddin di kantor Permai Grup. Dalam pertemuannya dengan Nazaruddin
di kantor Permai Grup, Yulianis sempat memohon agar dia dilepaskan dari
perusahaan itu. Bahkan, Yulianis berjanji kepada Nazaruddin tidak akan
membongkar aliran uang Permai Grup yang diketahuinya itu jika dia
diperbolehkan keluar dari perusahaan.
"Saya sudah mohon kepada
Nazaruddin hapus isi otak saya kalau Pak Nazar takut saya bicara seperti
sekarang ini. Saya akan bilang tidak kenal Pak Nazaruddin, tidak
apa-apa, yang penting saya tidak kerja di sini. Saya minta Pak
Nazaruddin untuk hapus pencatatan-pencatatan yang tidak jelas itu,"
tutur Yulianis.
Sejumlah nama-nama yang menerima aliran dana Grup
Permai, masih diingat Yulianis hingga kini. Di antara nama-nama itu ada
anggota Badan Anggaran DPR, Angelina Sondakh dan Wayan Koster.