| bisniskeuangan.kompas.com/ |
Rabu, 26 Oktober 2011 |
shutterstock |
JAKARTA, KOMPAS.com — Berjualan produk properti
melalui media internet perlahan mulai tampak dilirik serius. Hal ini
terlihat dari bermunculannya perusahaan online yang khusus meladeni bisnis properti.
Darmadi
Darmawangsa, Ketua Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (Arebi),
berpendapat, portal menjadi kanal marketing baru bagi broker dan
pengembang. Ambil contoh Rumah123.com yang bersinergi dengan
Iproperty.com, misalnya. Sekitar 70 persem proyek yang ditawarkan
berupa properti bekas, selebihnya properti baru.
"Semua properti ditawarkan di sini. Properti untuk kalangan menengah ke atas juga dijual di portal properti online ini," kata Darmadi, di Jakarta, Rabu (26/10/2011).
Umumnya, broker mendapat komisi 2,5 persen dari penjualan via online ini. Hal tersebut jelas membantu pengembang melariskan proyeknya.
Namun,
pengembang jangan berharap banyak dahulu lewat metode ini. Sebab,
umumnya pembeli properti berusia 40 tahunan. Sementara pada periode usia
itu kecenderungannya konsumen properti jarang yang rajin mengakses
internet untuk mencari rumah atau apartemen.
"Sebab, orang pikir-pikir mau beli online, biasanya lihat langsung. Sekalipun seken, tetap lebih aman kalau lihat langsung," kata dia.
Sejauh ini, berjualan properti di online baru menjadi ajang memberi informasi. Darmadi meramalkan, bisnis properti online
bakal semarak pada 5-10 tahun lagi, saat orang dari segala umur sudah
melek teknologi. Juga, ketika usia pembeli properti lebih luas.
Sekadar
informasi, dari prediksi penjualan properti yang menyentuh Rp 170
triliun tahun ini, sekitar 70 persen di antaranya produk seken. (Maria Rosita)
0 komentar:
Posting Komentar