| bisniskeuangan.kompas.com/ |
Rabu, 23 November 2011 |
JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan broker properti mulai gemar berjualan lewat media online. Respons iklan yang datang di internet semakin banyak kendati angkanya belum mengalahkan iklan di media cetak.
Hartono Sarwono, Direktur Utama PT Mandiri Inti Realty melihat, tarif iklan printed media tinggi, namun unggul dalam keluasan jangkauan. Sementara media online berbiaya
murah, tapi fokus ke segmen market tertentu. Selain itu, bisa
ditayangkan dalam jangka waktu cukup panjang dan lebih panjang dari
iklan media cetak.
-- Nurul Yaqin
Ambil
contoh di harian umum nasional, tarif per baris per milimeterkolom
dikenakan biaya Rp 47.300. Sedangkan tarif di media lokal sekitar Rp 6
juta per halaman. Nah, tarif iklan di media online cukup murah,
yaitu dengan harga rata-rata Rp 100.000 per bulan. Keuntungan lainnya,
produk yang dipromosikan bisa banyak karena bisa diganti-ganti.
Nurul
Yaqin, Direktur Ben Hokk Property mengakui, sekalipun memiliki daya
jangkau luas, komunikasi media cetak hanya satu arah. Makanya, Ben Hokk
memanfaatkan media cetak cuma untuk informasi. Beda halnya online yang komunikasi timbal balik.
"Hanya saja, kelemahan pengguna online device terbatas," kata Nurul.
Menurut Nurul, media online sangat pas untuk meluncurkan produk atau klaster baru. Dia meramalkan 50% pembeli properti berburu produk via online. (Maria Rosita)
0 komentar:
Posting Komentar